Pernahkah kalian mengendarai motor ? tentunya sebagian besarkita sudah pernah mengendarai motor. Apa bedanya kita mengendarai motor saat di jalan menanjak dan menurun ? tentulah sangat berbeda bukan. Mengapa ? dalam laporan ini akan dibahas mengapa hal itu dapat terjadi.
Dalam keseharian kita tentulah tidak lepas dari yang namanya kendaraan, motor khususnya. Saat kita berkendara di jalan menanjak motor kita akan mengalami perlambatan, tentulah kita menambah tarikan gasnya agar motor kita tidak berhenti atau malah mundur ke belakang. Dan saat kita berada di jalan menurun motor kita akan mengalami percepatan dengan sendirinya, tanpa harus menambah tarikan gasnya. Ini disebabkan karena adanya gaya grafitasi bumi yang menarik benda-benda ke inti bumi. Saat motor berada di tanjakan mengalami perlabatan dan berada di turunan mengalami percepatan karena di pengaruhi oleh gaya grafitasi yang berbeda pada permukaan bumi yang tidak rata. Gaya grafitasi lebih besar pada permukaan yang rendah daripada yang tinggi. Inilah yang menyebabkan mengapa terjadi perlambatan dan percepatan pada motor saat berada pada jalan menanjak dan menurun. Saat motor berada pada jalan menurun motor tersebut mengalami percepatan dengan sendirinya. Hal itu dapat dikatakan sebagai energy kinetic yang bekerja pada motor tersebut.
DI TURUNAN
DI TANJAKAN
Jika ada sebuah motor dengan massa 100 kg melaju dengan kecepatan konstan 20 m/s pada jalan lurus. tiba-tiba di depan ada turunan, dan saat melewati turunan motor tersebut mengalami percepatan. Kita ketahui bahwa energi kinetic berbanding lurus dengan setengah dari perkaalian massa dan kuadrat kecepatan. Sehingga kita dapatkan energi kinetiknya sebesar 20000 joule.
Dari hasil yang telah kita perolaeh, dapat disimpulkan bahwa energy kinetik dipengaruhi oleh massa dan kecepatan. Semakin besar massa suatu benda maka energy kinetiknya akan semakin besar, dan semakin besar kecepatannya maka akan semakin besar pula energy kinetic yang dihasilkan.
2. GAYA GESEKAN
Gaya gesekan adalah gaya yang terjadi antara dua buah permukaan benda yang saling bersentuhan. Gaya gesekan tidak hanya terjadi pada benda padat saja, melainkan pada benda caair dan gas. Gaya gesekan yang terjadi antara dua buah benda padat adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya gesekan yang terjadi antara benda padat, cairan dan gas adalah gaya Stokes. Arah gaya gesekan yang terjadi berlawanan dengan arah benda. Gaya gesekan akan semakin besar jika permukaan benda yang bersentuhan kasar dan semakin kecil jika permukaan benda yang bersentuhan halus.
Penulis juga memberikan sebuah percobaan untuk membuktikan gaya gesekan ini.
adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan ini adalah :
Dengan menggunakan kaca.
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( kaca, balok kayu, dinamometer)
- Letakkan balok kayu tersebut di atas kaca.
- Kaitkan ujung dinamometer dengan balok kayu.
- Tarik balok kayu tersebut dengan menarik dinamometer yang telah dikaitkan tadi.
- Amatilah, apa yang akan terjadi dengan dinamometer.
Dengan menggunakan triplek.
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( triplek, balok kayu, dinamometer)
- Letakkan balok kayu tersebut di atas triplek.
- Kaitkan ujung dinamometer dengan balok kayu.
- Tarik balok kayu tersebut dengan menarik dinamometer yang telah dikaitkan tadi.
- Amatilah, apa yang akan terjadi dengan dinamometer.
3. PENGHITUNGAN LISTRIK DENGAN KONSEP HUKUM OHM
Listrik merupakan salah satu bentuk energy. Listrik juga telah menjadi bentuk energi terpenting bagi kehidupan kita. Hampir semua kegiatan kita sehari-hari menggunakan listrik. Listrik merupakan bentuk energi yang mudah diubah menjadi berbagai macam energy, sehingga energi listrik banyak digunakan oleh manusia. Dalam hukum ohm besarnya kuat arus (I) berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan(V), dan berbanding terbalik dengan hambatan atau resistansi(R). jika dituliskan dalam bahasa matematika menjadi : I = V/R
Ada sebuah rangkaian listrik memiliki tegangan (V) sebesar 12 volt, dan memiliki tiga buah hambatan (R) yang nilai masing-masingnya 2 ohm, 3 ohm dan 6 ohm yang dirangkai seperti pada gambar. Tentukanlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut ?
jawab : pertama yang harus kita cari adalah nilai hambatan yang disusun parallel dengan menggunakan rumus satu berbanding terbalik dengan rangkaian parallel tersebut. Maka didapatlah hasilnya 2 ohm. Kemudian serikan hasil tersebut dengan hambatan 2 ohm. Dan didapatlah hambatan keseluruhannya adalah 4 ohm. Untuk mencari kuat arusnya kita bagi nilai tegangan dengan nilai hambatan keseluruhan tadi. Dan kita dapatkan hasil untuk kuat arusnya adalah 3 Ampere.
Jika dituliskan dalam matematika menjadi :
Parallel
1/RP = 1/6 ohm + 1/3 ohm
1/RP = 1/6 ohm + 2/6 ohm
1/RP = 3/6 ohm
RP = 6 ohm/3
RP = 2 ohm
Seri
Rtot = 2 ohm + 2 ohm
Rtot = 4 ohm
Kuat arus
I = V/Rtot
I = 12 volt / 4 ohm
I = 3 Ampere
4. BUNYI SEBAGAI GELOMBANG
kita ketahui bahwa setiap benda yang bergetar pastilah memiliki bunyi (suara). Karena itu suara dapat dikatakan sebagai getaran. Suara merambat memerlukan medium, yaitu padat, cair dan gas. Jika tidak ada ketiga medium tersebut maka suara tidak akan terdengar, karena tidak ada medium perambatannya. Suara dapat dikatakan sebagai gelombang karena suara merupakan getaran. Kita tahu bahwa getaran itu pastilah mempunyai fase, frekuensi dan amplitudo. Hal itu sama seperti sifat gelombang yang mempunyai fase, frekuensi dan amplitudo.
Jika ditinjau dari fasenya, suara dan gelombang tentulah memiliki fase. Karena dengan adanya fase kita dapat mengetahui kuat lemahnya suara dan tinggi rendahnya amplitudo suatu gelombang. contohnya dalam suara memiliki suara false, suara sedang dan suara tinggi dan dalam gelombang memiliki bukit dan lembah gelombang. jika kita tinjau dari amplitudonya suara dan gelombang pastilah memiliki amplitudo. Karena dalam suara amplitudo menentukan keras tidaknya suara, sedangkan dalam gelombang menentukan tinggi rendahnya suatu gelombang. jika ditinjau dari frekuensinya suara pastilah memerlikan waktu untuk menempuh jarak dari sumber suara ke pendengar, begitu pula dengan gelombang memerlukan waktu untuk menempuh jarak dari satu titik ke titik yang lain. Suara/ bunyi yang keras jika di dalam suatu ruangan kaca dapat menyebabkan kaca tersebut bergetar. Ini disebabkan karena adanya rambatan bunyi yang berbentuk gelombang yang menumbuk permukaan kaca tersebut. Itulah mengapa suara dapat dikatakan sebagai gelombang.
0 komentar:
Posting Komentar